Kenapa Kanker Payudara Harus Diwaspadai?
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit dengan angka kejadian paling tinggi pada perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal di jaringan payudara tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor.
Rekomendasi
Sayangnya, banyak kasus baru diketahui ketika sudah stadium lanjut. Padahal, deteksi dini dan pemahaman tentang penyebab serta faktor risiko dapat meningkatkan peluang kesembuhan secara signifikan.
Penyebab Kanker Payudara
Hingga saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli sepakat bahwa ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan seorang perempuan (bahkan pria, meski jarang) terkena kanker ini.
Faktor risiko tidak selalu berarti seseorang akan pasti terkena kanker, tetapi semakin banyak faktor yang dimiliki, semakin besar pula peluang terjadinya penyakit ini.
1. Usia
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
- Perempuan di atas 40 tahun lebih rentan, dengan angka kejadian meningkat tajam pada usia 50 tahun ke atas.
- Meski begitu, kanker payudara juga bisa menyerang perempuan muda, terutama yang memiliki riwayat keluarga atau faktor genetik tertentu.
2. Riwayat Keluarga
Jika ada anggota keluarga dekat (ibu, kakak, atau adik perempuan) yang pernah menderita kanker payudara atau kanker ovarium, risiko seseorang bisa meningkat.
- Faktor ini biasanya terkait dengan mutasi genetik yang diturunkan dalam keluarga.
- Karena itu, perempuan dengan riwayat keluarga kanker dianjurkan untuk lebih rutin melakukan pemeriksaan payudara.
3. Mutasi Genetik
Mutasi pada gen tertentu berhubungan erat dengan kanker payudara, terutama:
- BRCA1 dan BRCA2 → dua gen yang berfungsi memperbaiki kerusakan DNA. Jika bermutasi, fungsi perlindungan ini hilang sehingga risiko kanker meningkat.
- Wanita dengan mutasi gen ini berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara dan ovarium dibandingkan mereka yang tidak memiliki mutasi.
Pemeriksaan genetik bisa membantu mengetahui apakah seseorang membawa mutasi ini.
4. Riwayat Pribadi
Perempuan yang pernah mengalami kanker payudara pada salah satu sisi, memiliki peluang lebih tinggi terkena kanker pada payudara lainnya di kemudian hari.
- Hal ini karena sel abnormal bisa berkembang di jaringan payudara yang masih sehat.
- Oleh sebab itu, pasien kanker payudara biasanya diminta melakukan pemantauan lebih ketat setelah sembuh.
5. Faktor Hormonal
Hormon estrogen dan progesteron berperan besar dalam siklus reproduksi perempuan. Jika tubuh terlalu lama terpapar hormon ini, risiko kanker payudara bisa meningkat.
Beberapa kondisi yang berkaitan dengan faktor hormonal:
- Menstruasi terlalu dini (sebelum usia 12 tahun).
- Menopause terlambat (setelah usia 55 tahun).
- Penggunaan terapi hormon pascamenopause dalam jangka panjang.
Paparan hormon yang lebih lama dapat memengaruhi pertumbuhan sel payudara, termasuk meningkatkan risiko perubahan menjadi sel kanker.
Faktor Lain yang Bisa Meningkatkan Risiko
Selain faktor di atas, ada beberapa kebiasaan dan kondisi gaya hidup yang juga bisa memperbesar risiko terkena kanker payudara, antara lain:
- Obesitas atau kelebihan berat badan setelah menopause → lemak tubuh menghasilkan estrogen tambahan yang bisa memicu pertumbuhan sel abnormal.
- Konsumsi alkohol berlebihan → alkohol dapat memengaruhi metabolisme hormon serta meningkatkan kadar estrogen dalam darah.
- Kurang aktivitas fisik → gaya hidup sedentari (minim gerak) terbukti meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara.
- Pola makan tidak sehat → makanan tinggi lemak jenuh, rendah serat, serta konsumsi gula berlebih dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko kanker.
- Paparan radiasi pada area dada saat usia muda → misalnya akibat terapi radiasi untuk penyakit lain, dapat merusak sel payudara dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker di masa depan.
Kanker payudara memang tidak bisa dicegah sepenuhnya karena ada faktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti usia dan genetik.
Namun, dengan memahami penyebab serta faktor risikonya, perempuan dapat lebih waspada, melakukan deteksi dini, serta menjaga gaya hidup sehat untuk menurunkan kemungkinan terkena kanker payudara.
Ingat, semakin cepat kanker payudara terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh.
Jadi, jangan abaikan kesehatan payudara Anda – lakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) secara rutin dan konsultasikan ke dokter bila ada tanda-tanda mencurigakan.